Minggu, 05 Juni 2016

Bani Abbasiyah



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah memanglah selalu menjadi kaca mata ilmu pengetahuan. Kita tahu, setelah rosulullah wafat kepemimpinan digantikan oleh Khulafaurrasyiddin. Kemudian dilanjutkan oleh Bani Umayah hingga ahirnya sampai pada masa Bani Abbasiyah.
Kemajuan kebudayaan islam pada masa Daulah Abbasiyah sering dianggap sebagai sebuah nostalgia untuk umat islam, yang tidak akan terwujud lagi dizaman sekarang. Kemajuan baik dalam segala bidang, sekarang dimiliki oleh Barat, dan dengan berbagai upaya Barat tetap mempertahanksn. Namun, tentu  tidak akan menjadi nostalgia ketika faktor-faktor penyebab Daulah Abbasiyah mencapai kejayaan tersebut  juga sedikit-demi sedikit  kembali dipegang dan dimiliki lagi oleh umat islam. Dibalik kemajuan yang sekarang dimiliki oleh Barat, sungguh tidak dapat dipungkiri kontribusi umat islam yang sangat besar untuk  mewujudkannya, walaupun sekarang terkadang dikaburkan kalau tidak boleh dikatakan dihilangkan kontribusi tersebut. Supaya seolah-olah kemajuan kebudayaan Barat adalah dengan diri sendiri, tidak ada sumbangsih  dari kebudayaan/peradaban Islam.
Membangkitkan kepercayaan umat  Islam akan potensi dan kekuatan diri sendiri itu merupakan upaya tersendiri. Salah satu caranya tiada lain melalui pembacaan sejarah kembali tentang masa-masa kemajuan kebudayaan islam tersebut. Oleh karena itu kami mencoba menarik dan menggali kembali kemajuan-kemajuan peradaban islam itu dalam tulisan ini. Agar nantinya bisa diambil hikah serta semangatnya oleh para pembaca sekalian.

B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah perkembangan pada masa Bani Abbasiyah ?
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Bani Abbasiyah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah
Bani Abbasiyah didirikan pada tahun 132 H/750 M oleh Abdullah al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas merupakan kelanjutan pemerintahan Bani Umayyah yang hancur di Damaskus. Dinamakan kekhalifan Bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini merupakan keturunan Bani Abbas, paman Nabi Muhammad SAW.[1]
Zaman ini adalah zaman keemasan umat islam. Dimana umat islam mencapai kejayaan, kekayaan, kekuasaan, dan lain sebagainya. Zaman ini juga adalah puncak kemajuan dan kekuasaan umat islam. Terutama pada masa khalifah Harun ar-Rosyid.[2]

B. Kemajuan-Kemajuan pada Masa Bani Abbasiyah
Umat islam sesungguhnya telah banyak dipacu untuk mengembangkan dan memberikan inovasi serta kreativitas dalam upaya membawa umat kepada keutuhan dan kesempurnaan hidup. Dari perjalanan dan rentang sejarah, ternyata pergantian dinasti ummayah kepada dinasti abbasiyah tidak hanya pergantian kepemimpinan. Lebih dari itu, pergantian tersebut telah menorehkan wajah dunia islam dalam refleksi pengembangan wawasan dan disiplin ilmu pengetahuan. Dimana peningkatan itu sempat menjadi kiblat bagi perkembangan keilmuan dunia pada saat itu.

1. Kemajuan di bidang keagamaan
Ilmu pengetahuan agama telah berkembang pada masa daulah bani ummayah. Namun pada masa dinasti abbasiyah, ia mengalami perkembangan  dan kemajuan yang luar biasa. Masa ini melahirkan ulama-ulama besar ternama dan karya-karya agung dalam berbagai bidang ilmu agama. Misalnya dalam bidang ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu kalam, dan ilmu fiqih.[3]

a. ilmu tafsir
Pada masa abbasiyah ini, ilmu tafsir mengakami perkembangan yang sangat pesat dengan dilakukannya penafsiran secara sistematis , berangkai dan menyeluruh serta terpisah dari hadis. Dan pada masa ini pula muncul beberapa lairan dengan tafsirnya masing-masing, seperti ahlu sunnah, syi’ah, dan mu’tazilah.
Ahli tafsir yang terkenal pada bidang tafsir bi al-ma’tsur masa ini adalah al-Subhi (w. 127 H), Muqatil bin Sulaiman (w. 150 H). Sedangkan dari tafsir bi a- ra’yi yang sebagian dipelopori oleh golongan mu’tazilah adalah Abu Bakar al-‘Asham (w. 240 H) dan Ibnu Jarwi al-’Asadi (w. 387 H).

b. ilmu hadis
Pada masa daulah bani abbasiyah, kegiatan dalam bidang pengkodifikasian hadis dilakukan pula dengan giat sebagai kelanjutan dari usaha para ulama sebelumnya. Perlu diketahui bahwa pengkodifikasian hadis sebelum masa abbasiyah dilakukan tanpa mengadakan penyaringan, sehingga bercampur antara hadis nabi saw. dan yang bukan nabi saw. Berkenaan dengan kaeutamaan hadis sebagai sumber kedua setelah al quran. Maka para ulama islam pada masa abbasiyah ini berusaha semaksimal mungkin menyaring hadist-hadist rasululah agar diterima sebagai sumber hukum.
Para ulama hadis yang terkenal pada masa ini adalah Imam Bukhari (w. 256 H), dengan bukunya Shahih Bukhari. Kemudian Abu Muslim (w. 261 H) berasal dari nisabur dengan karyanya Shahih Muslim. Kemudian Ibnu Majah (w. 273 H), Abu Dawud (w. 275 H), Turmudzi (w. 279 H) dan an-Nasa’I (w. 303 H). Karya-karya mereka dikenal dengan nama Kutubu al Sittah.[4]

c. ilmu kalam
Pada masa ini muncul ulama-ulama besar di bidang ilmu kalam, baik dari kalangan mu’tazilah maupun ahlusunnah waljama’ah. Dari kalangan mu’tazilah dikenal antara lain Abu Huzail al-Allaf (w. 235 H), al-Junnaj (w. 290 H0, al-Jahiz (w. 255 H), al-Nizam (w. 231 H). Sedangkan dari golongan ahlu sunnah wal jama’ah ada alsy’ari (w. 234 H), al-Baqillani (w. 497 H), al-Ghazali (w. 505 H) dan al-Maturudi (w. 333 H). Pengembangan ilmu kalam pada masa ini mempunyai peran yan cukup besar yaitu dalam menjaga akidah islam dengan menggunakan argumentasi manthiq dan filosofi rasional.

d. ilmu fiqh
Diantara kebanggaan  zaman pemerintahan daulah bani abbasiyah adalah terdapatnya empat imam madzhab yang ulung ketika itu. Yang mereka itu adalah, imam Syafi’I, imam Malik, imam Abu Hanifah, dan imam Ahmad bin Hambal. Keempat imam madzhab tersebut dengan karya-karya mereka merupakan para ulama fikih yang paling agung dan tiada bandingannya di dunia islam waktu itu, bahkan sampai sekarang.[5]

2. Kemajuan ilmu-ilmu umum
a. filsafat
Filsafat muncul sebagai hasil integrasi antara islam dengan kebudayaan klasik Yunani yang terdapat di Mesir, Suria dan Persia. Perkembangan ilmu ini pada masa khalifah Harun ar-Rosyid dan Al-Ma’mun. Diantara tokoh-tokohnya ialah Al-Farabi, dan Ibnu Rusyd.
b. kedokteran
Pada masa ini ilmu kedokteran telah mencapai puncak tertinggi. Salah satu tokohnya adalah Ibnu Shina yang dijuluki sebagai bapak kedokteran dunia.
c. astronomi
Astronomi islam yang terkenal pada masa ini adalah al-Fazzari yang pertama menyusun atrolaber (alat yang dpakai sebagai pengukur tinggi bintang) dan al-Fargani yang telah mengarang ringkasan ilmu astronomi.
d. matematika
Tokohnya adalah al-Fazzari, yang memperkenalkan sistem angka Arab dan dikembangkan oleh al-Khawarizmi. Yang menemukan angka nol, dan yang menyusun buku tentang aljabar (Hisab Aljabar wa al-Mukabalah).[6]

3. Kemajuan dibidang kesenian
Kemajuan dibidang ini meliputi: seni budaya, seni bahasa, kisah dan riwayat, drama, seni suara, musik, seni tari, seni rupa, seni pahat, seni ukir, seni sulam, seni lukis, seni tulis, dan seni bangunan. Hal ini dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan megah dengan nilai arsitetur yang tinggi, berbagai jenis kaligrafi dan berbagai kesenian lainya. Salah satu tokoh yang ternama adalah Muhammad Iqbal yang menerangkan ilmu filsafat dengan bahasa sastra. Seniman seni ukir yang ternama adalah Badr dan Tarrif (961-976). Dan masih banyak yang lainnya.[7]

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bani Abbasiyah
1. Faktor politik
a.       Berpindahnya ibu kota negara dari Syam ke Irak dan Bagdad sebagai ibu kotanya
b.      Banyaknya cendikiaan yang menjadi Khalifah
c.       Diakuinya mazhab Mu’tazilah sebagai mazhab remi pada masa khalifah al-Ma’mun.
2. Faktor Sosiografi
a.       Meningkatnya kemakmuran umat islam pada masa itu
b.      Luasnya wilayah islam
c.       Kepribadian dari beberapa kholifah yang sangat mencintai ilmu pengetahuan
d.      Diadakannya pengaturan, pembukuan, dan pembidangan ilmu pengetahuan.[8]











BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bani Abbasiyah lahir pada tahun 132 H/ 750 M. Puncak kejayaan islam adlah ketika dibawah kepemimpinan khalifah Harun ar-Rosyid. Pada masa bani abbasiyah, islam mengalami kemajuan dan kekuasaan. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum. Kemajuan kesenian. Kemajuan kekuasan, yang wilayahnya yang luas. Pada masa ini pula, islam dijadikan pusat ilmu pengetahuan terbesar di dunia. Adapun faktor-faktor yang mendukung perkembangan bani abbasiyah adalah faktor politik dan faktor sosiografi.
Demikian makalah yang dapat kami buat, apabila terdapat kesalahan dan kekuranga, baik tulisan maupun isi, kami mohon kritik dan saran dari para pembaca. Terimakasih atas partisipsi para pembaca.











DAFTAR PUSTAKA

Fu’adi, Imam. 2011 . Sejarah Peradaban Islam . Yogyakarta : Teras
Hasymy, Ahmad. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang
http://perkembanganislambaniabbasiyah.blogspot.com/20:13/06-05-2014

Malik, Maman A. . 2005. Sejarah Kebudayaan Islam . Yogyakarta : Pokja Akademik

Misbah, Ma’ruf dkk. 2004. Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas III. Semarang: CV. Wicaksana

Rofiq, Choirul. 2009 . Sejarah Peradaban Islam . Ponorogo : STAIN Ponorogo Press



[1] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm. 105
[2] Ahmad Hasymy, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 187
[3] Maman A. malik dkk, Sejarah Kebudayaan Islam, hlm. 124
[4] Ibid, hlm. 128
[5] http://perkembanganislambaniabbasiyah.blogspot.com/20:13/06-05-2014
[6] Ahmad Hasymy, Op.Cit, hlm. 276-278
[8]Ma’ruf Misbah dkk, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Aliyah Kelas III, hlm. 61

Tidak ada komentar:

Posting Komentar