Minggu, 05 Juni 2016

Islam Periode Klasik



ISLAM PADA MASA PERIODE KLASIK

1. MASA NABI MUHAMMAD
Nabi Muhammad menerima wahyu dari Malaikat Jibril ketika beliau berusia 40 tahun, pada mulanya beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada keluarga dan sahabat dekat beliau. Sehingga mereka meyatakan masuk Islam dan dikenal sebagai “Assabiquna al-Awwaluun”. Kemudian turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka dan mendapat dukungan dari pamannya, akan tetapi beliau mendapatkan tantangan dari kaum Quraisy, semakin banyak pengikut Nabi Muhammad, semakin gencar mereka mencegah dakwah Rasulullah Saw. Beliau tetap pada pendiriannya, setelah paman beliau wafat.

2. MASA KHULAFAURRASYIDIN
Setelah Rasulullah Saw meninggal dunia pada tahun 632 M, beliau digantikan oleh keempat orang sahabat terdekat, yakni Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Mereka kemudian dikenal dengan Khulafa’ al-Rasyidin, berarti para khalifah yang mendapat petunjuk dari Allah. Disebut demikian oleh karena, dibanding dengan rata-rata khalifah setelahnya, mereka masih konsisten menjaga apa yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw berupa akhlak dan petunjuk-petunjuk Allah khususnya dalam menjalankan kekhalifahannya.[1]
Abu bakar menjadi khalifah pertama yang menggantikan Rasulullah Saw melalui musyawarah oleh para tokoh dari kaum muhajirin dan anshar yang kemudian membaiatnya. Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk kepada pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad Saw, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena sikap keras dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu bakar menyelesaikan persoalan ini dengan perang Riddah (perang melawan kemurtadan).
Ketika Abu Bakar sakit dan merasa dekat dengan ajalnya, Abu Bakar bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya. Di zaman Umar inilah gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, sehingga wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Umar tidak menempuh jalan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat untuk bermusyawarah sehingga terpilihlah Usman sebagai khalifah.
Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun, di Masa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini. Kepemimpinan Usman berbeda dengan kepemimpinan Umar, ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Salah satu faktor yang menyebabkan rakyat kecewa dengan kepemimpinan Usman adalah kebijakannya yang mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Dia yakin bahwa pemberontakan terjadi karena para gubernur yang diangkat oleh Usman, sehingga Ali memecat mereka. Ali juga menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah karena Ali tidak mau menghukum pembunuh Usman. Bersamaan dengan itu kebijakan Ali juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, yang didukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaan. Akhirnya pasukan Ali bertemu dengan pasukan Mu’awiyah di Shiffin yang diakhiri dengan tahkim (arbitrase). Tapi tahkim tidak menyelesaikan masalah sehingga muncul golongan yang keluar dari barisan Ali (Khawarij) yang mana Ali dibunuh oleh salah satu anggota khawarij ini.

3. MASA BANI UMAYAH
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah. Pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekahalifahan Bani Umayyah diperoleh melalui kekrasan, diplomasi dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Kepemimpinan ini dimulai ketika Mu’awiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Mu’awiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Byzantium.
Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan dari Madinah ke Damaskus. Tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. Khalifah-khalifah besar Dinasti Bani Umayyah ini adalah Mu’awiyah ibn Abi Sufyan (661-680 M), Abd al-Malik ibn Marwan (685-705 M), al-Walid ibn Abdul Malik (705-715 M), Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M), dan Hasyim ibn Abdul al-Malik (724-743 M).
Ekpansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman Mu’awiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Disebelah timur, Mu’awiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afghanistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan ke ibukota Byzantium, Konstantinopel. Kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik, dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.
Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan oleh al-Walid ibn Abdul Malik. Mulai dari ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam. Dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko dan benua Eropa. Ditempat yang sekarang dikenal dengan Gibraltar (jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Kemudian menyusul dengan kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibukota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova.
Dengan keberhasilan Ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afghanistan, Pakistan, Purkmenia, Uzbek dan Kirgis di Asia Tengah.

4. MASA BANI ABBASIYAH
Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa diansti ini adalah keturunan al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Shaffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya.
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Pada mulanya ibukota negara adalah al-Hasyimiyah, dekat Kufah. Namun, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, al-Mansyur memindahkan ibukota negara ke kota yang baru dibangunnya, Baghdad, dekat bekas ibukota Persia, Ctesiphon, tahun 762 M.
Masa ini juga ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan (di bidang agama maupun non agama) dan kebudayaan. Dalam bidang hokum dikenal para imam mazhab seperti Malik, Abu Hanifah, Syafi’I dan Ibn Hanbal. Di bidang teologi dikenal tokoh-tokoh, seperti Abu Hasan al-Asy’ari, al-Maturidi, Wasil Ibn Atha’ al-Mu’tazili, Abu al-Huzail, al-Nazzam dan al-Juba’i. dibidang ketasawufan dikenal Dzunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami, al-Hallaj dan lainnya lagi. Sementar dalam bidang filsafat dan Ilmu Pengetahuan, kita mengenal al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Maskawih, Ibn al-Haytsam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.
Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa keemasan. Kejayaan dan kegemilangan. Masa keemasan ini mencapai puncaknya terutama pada masa kekuasaan Bani Abbas periode pertama, Namun sayang, setelah periode ini berakhir, Islam mengalami masa kemunduran.


[1] Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban Islam. (Malang: UMM Press, 2003, cetakan pertama).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar